saiful abdullah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
100 HARI KEPERGIANMU SANG LELAKI HEBAT

100 HARI KEPERGIANMU SANG LELAKI HEBAT

100 HARI KEPERGIANMU SANG LELAKI HEBAT

Terang dan gelap berputar silih berganti menghiasi hari demi hari, bulan demi bulan hingga tanpa terasa kini telah 100 hari engkau meninggalkan kami. Aku tahu, pastilah kau telah tenang disisi-Nya. Tapi kenangan tentangmu dihati kami tidak akan pernah mati meski tahun berganti, tidak akan pernah hilang meski begitu banyak urusan berlalu lalang.

Mengenangmu selalu membuat kedua jendela dunia mengembun, bahwa syukur yang tiada terkira memiliki Ayah sepertimu. Dirimu yang sama sekali tidak materialis, meski engkau adalah pekerja keras untuk menghidupi kami dan memberikan yang terbaik untuk kami. Dirimu sosok yang sangat kuat, meski onak kehidupan tiada henti menghampiri, namun engkau tetap sabar untuk tetap mendidik keempat putra-putrimu hingga kami semua dewasa. Dirimu seoarang yang memiliki Tawakkal yang sangat tinggi, apapun yang tengah menimpa, ujian seberat apapun engkau jalani dengan tetap tersenyum dan berpasrah sepenuhnya pada-Nya “Bahwa Dia Maha Adil…”

Kejayaan yang pernah kau alami di masa hidupmu tidak membuatmu gila dunia, tetapi justru semakin menjadikanmu tunduk kepada-Nya. “Harta itu cuma titipan, yang suatu saat bisa diambilnya kembali.”…Begitu juga saat dirimu semakin senja, dan kejayaan mulai pudar, engkau pun tetap tersenyum dan semua tidak menyurutkan ketaqwaanmu padaNya, engkau justru semakin taat.

Mama selalu mengajarkan pada kami untuk belajar yang baik, sekolah setinggi mungkin dan jadi orang sukses. Tapi engkau tidak pernah menuntut kami untuk banyak hal, engkau hanya selalu mengajarkan dan mengingatkan “Jadilah orang yang BAIK dan TAQWA.”….Kalian berdua adalah sosok yang saling melengkapi untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada kami. “Celaka! Orang yang semakin banyak ilmunya, tetapi tidak semakin mendekatkan dirinya kepada-Nya.” Itu katamu.

Kau tampak semakin kurus, setelah adik terlebih dahulu dipanggil-Nya. Meski ada rasa sedih di hatimu, kau selalu tersenyum. Cintamu begitu tulus untuk anak-anakmu. “Masih ada anak perempuan, yang bisa merawatku” itulah kalimat yang membuatmu kuat dimata kami.

Maafkan aku, yang masih jauuuuh dari kedalaman ilmu mu.

Maafkan aku, yang belum sempat membahagiakanmu.

Maafkan aku, yang belum bisa meneladani kebijaksanaanmu

Maafkan aku, yang belum bisa mencontoh ibadahmu

Maafkan aku, yang mungkin kurang memperhatikan kesehatanmu.

Maafkan aku, yang kemarin tidak cukup memberikan banyak waktu untukmu, karena sering sibuk dengan urusan sendiri. Dan kau, tidak pernah komplain. Meski jarang pulang menjengukmu, menyiapkan kebutuhanmu sekadarnya, kau tidak pernah protes. Kepercayaanmu begitu tinggi padaku, bahwa anakmu ini pastilah memilih jalan yang benar, bertanggungjawab atas diriku sendiri, dan bertanggungjawab atas apa yang aku lakukan. Kau tidak pernah protes, engkau hanya sekedar menanyakan buat apa saja dan kemana saja, dan kau selalu menjadi pendengar atas cerita-ceritaku dan kau sangat mengerti. No HP ku terpampang dengan begitu besar di layar handphonemu, untuk membantu kedua mata yang telah rabun, jika kau merasa khawatir denganku, kau akan menelponku.

Maafkan aku yang terlalu asik dengan duniaku sehingga sering membiarkanmu sendiri. Maafkan aku yang terlalu enjoy dengan laptopku, sementara mungkin kau membutuhkan teman untuk sekedar ngobrol.

Di suatu waktu, kau pernah berwasiat “Aku ingin mati seperti nabi Muhammad, yang meninggal tanpa meninggalkan harta. Hartanya telah habis untuk dijariahkan.”…….dan kau mengalaminya.

Masih terngiang jelas diingatan kami, saat detik-detik syakarotul maut menjemputmu. Kau tidak pernah menyusahkan mama atau siapapun, kau hanya pamit dan istrahat, saat mama menyusulmu untuk istrahat, dengan mata tertutup, diiringi nafas yang lambat-lambat sebelum akhirnya kau pun pergi dengan tersenyum. Bahkan saat aku pulang hilang rasa sedihku, karena aku menyaksikan kekauan tubuhmu dibalut dengan senyuman, yang mana mengingatkanku saat dirimu tidur siang.

Allah, tempatkanlah mereka Adikku dan Bapakku disisimu yang paling mulia. Perjuangan mereka luar biasa, pengabdian mereka luar biasa, ketaatan mereka luar biasa. Dan bimbinglah kami untuk meniru keteladanan mereka, agar kami menjadi jalan pahala untuknya yang tiada pernah berhenti. Amin…

Dengan segala kehormatan, ketundukan, dan juga Cinta….

Untuk mu Bapak dan Adikku….

Terimakasih banyak untuk segala yang telah engkau berikan kepada kami, yang jasamu tidak pernah bisa terbayar dengan apapun. Terimakasih, hanya Allah yang mampu membalas semuanya…..

28 – 10 - 2019

05 – 02 - 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nyesek aku membacanya.. semoga tenang di surganya

29 Nov
Balas



search

New Post